[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga

 

๐Ÿ’ŒDAILY TAUJIH

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

  Senin, 19 Juli 2021 / 9 Dzulhijjah 1442 H

------------

๐ŸคKetika Cinta Berbuah Surga๐Ÿค


Cinta dalam Islam merupakan sesuatu yang mulia. Cinta bukan hanya sekadar hubungan antara ikhwan dan akhwat, atau antara orang tua dan anak. Islam menegaskan bahwa cinta tidak hanya mempunyai dimensi dunia, tapi juga dimensi akhirat. Cinta yang sesuai ajaran Allah SWT akan mengantarkan manusia menuju surga Allah SWT.


๐Ÿ’ซDiatas cinta ada Tauhid


ุนَู†ْ ุฃَู†َุณٍ ุนَู†ِ ุงู„ู†َّุจِู‰ِّ - ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… - ู‚َุงู„َ ุซَู„ุงَุซٌ ู…َู†ْ ูƒُู†َّ ูِูŠู‡ِ ูˆَุฌَุฏَ ุญَู„ุงَูˆَุฉَ ุงู„ุฅِูŠู…َุงู†ِ ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ุฃَุญَุจَّ ุฅِู„َูŠْู‡ِ ู…ِู…َّุง ุณِูˆَุงู‡ُู…َุง ، ูˆَุฃَู†ْ ูŠُุญِุจَّ ุงู„ْู…َุฑْุกَ ู„ุงَ ูŠُุญِุจُّู‡ُ ุฅِู„ุงَّ ู„ِู„َّู‡ِ ، ูˆَุฃَู†ْ ูŠَูƒْุฑَู‡َ ุฃَู†ْ ูŠَุนُูˆุฏَ ูِู‰ ุงู„ْูƒُูْุฑِ ูƒَู…َุง ูŠَูƒْุฑَู‡ُ ุฃَู†ْ ูŠُู‚ْุฐَูَ ูِู‰ ุงู„ู†َّุงุฑِ


Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."


Sejatinya cinta merupakan alasan penciptaan manusia dan alam semesta beserta seluruh isinya. Dua nama Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim, yang keduanya mengacu pada makna cinta dan kasih sayang, dijadikan-Nya sebagai pola dasar penciptaan alam dan segenap makhluk.


Selanjutnya sebagai khalifah di bumi, kita dipilih untuk bertindak atas nama-Nya. Maka kita menjadi instrument penyebar cinta-Nya keseluruh penjuru alam. Ibarat kran air, diri kita menjadi rusak apabila memutuskan diri dengan sumber kasih-sayang (ar-Rahman ar-Rahim) dan/atau gagal mengalirikannya kepada dunia. 


Maka menjadi suatu prinsip cinta bahwa “Di Atas Cinta Ada Tauhid.” Cinta sejati hanya akan muncul dari diri sejati. Kita tidak mungkin dapat memberi cinta sejati, yang murni dari pamrih apa pun, apabila kita tidak lebih dulu mengosongkan diri dari sifat-sifat keakuan (egoism). Sebab, keakuan menyumbat dan mengotori aliran kasih-sayang dari-Nya. Ego harus dibakar lebih dulu agar kita sanggup melakukan kebaikan tanpa batas. Dengan demikian barulah kita dapat menyatu ke dalam cinta sebagaimana menyatunya ikan kedalam air.


Sebagai aktivitas tertinggi, cinta memerlukan sumber tertinggi pula: Tauhid, pemahaman tentang Tauhid (yakni bahwa hanya Dia yang maha mutlak dan kita bukan apa-apa, bahwa realitas merupakan satu-kesatuan utuh yang tak terpisahkan) adalah prasyarat utama untuk menjaga dan memahami kemurnian cinta. Ketika keberadaan diri hanya nol, yakni tidak mengandalkan diri sendiri apalagi orang lain, maka kita sepenuhnya bergantung kepada-Nya. Dia melimpahkan cinta kepada dunia, karena Allah melimpahkan cinta kepada dirinya. Ketika itu pula cinta tidak akan surut. Kepada dunia, cinta adalah memberi dan memberi, dan hanya kepada-Nya kita berharap untuk dicintai dan diberi. “ Jika Allah hendak menampakan karunia-Nya kepadamu,” ujar Ibnu Athaillah “maka Dia menisbatkan tindakan-Nya sebagi perbuatanmu.”


Imam Al-Ghazali menyatakan bahwa “Cinta merupakan sumber kebahagiaan, dan cinta kepada Allah harus dipelihara serta dipupuk suburkan dengan shalat dan ibadah lainnya.” Dengan senantiasa menumbuhkan cinta kepada Allah Swt, berarti kita telah berusaha mencapai kebahagiaan. Dan, kebahagiaan yang diperoleh dari cinta kepada Allah Swt. Tidak hanya kebahagiaan dunia, tetapi juga kebahagian di akhirat.



๐Ÿ’ซAkan dikumpulkan bersama orang yang dicintai


Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bawa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw, “Kapan terjadi ari kiamat, wahai Rasulullah?” Rasululla Saw berkata, “Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?” Orang tersebut menjawab, “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa, dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya. “Beliau berkata, 


ุฃَู†ْุชَ ู…َุนَ ู…َู†ْ ุฃَุญْุจَุจْุชَ 

“(Kalau begitu) engkau bersama dengan orang yang engkau cintai.” (R. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)


Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Rasulullah Saw: ุฃَู†ْุชَ ู…َุนَ ู…َู†ْ ุฃَุญْุจَุจْุชَ (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Rasulullah saw, Abu Bakar, dan Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

(HR. Bukhari no. 3688)


Maka beruntung jika kita  mencintai orang-orang sholih, karena akan ditempatkan bersama di surga. Sebagaimana dijanjikan oleh Allah swt bahwa orang yang baik dan selalu beribadah menjadi golongan yang Abror dan tempatnya di surga. Jadi mencintai mereka sama saja membuat diri terselamatkan. Terlebih lagi yang dicintai itu seorang Nabi.


Sedangkan jika menempatkan rasa cintanya atau rasa kekaguman yang berlebihan bukan kepada orang-orang sholih, Maka sungguh rugi karena akan dikumpulkan bersama mereka di akhirat kelak.


Namun cinta tidak hanya ucapan lisan semata, cinta membutuhkan pembuktian sebab  "Mereka orang Yahudi dan Nasrani pun cinta Nabi-Nabi mereka, tapi sama sekali mereka tidak akan bersama nabi-nabi nya di akhirat kelak. Maka bekerjalah sebagaimana orang yang kalian cinta itu bekerja."


Sebagi bukti cinta kepada Rasulullah Saw

Nabi saw menjelaskan: 


ู…ู† ุฃุญูŠุง ุณู†ุชูŠ ูู‚ุฏ ุฃุญุจู†ูŠ


Siapa yang menghidupkan sunnahku, maka ia telah mencintaiku


Jadi kalau mengaku cinta kepada Rasulullah Saw, maka pelajari kehidupan Rasulullah, mengerjakan sunah-sunah Rasulullah, dan harus membela kehormatan Rasulullah Saw.


๐Ÿ’ซMenyebarkan Salam


Termasuk kedalam cinta Allah Swt, ialah mencintai sesama karena Allah Swt. Misalnya, mencintai teman karena Allah Swt., mencintai tetangga karena Allah, dan mencintai orang tua karena Allah. Cinta demikian merupakan bukti keimanan, yang akan membawa kepada surga-Nya kelak.


Rasulullah Saw. Bersabda :


“Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, kamu tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Sudihkah aku tunjukan kepada kalian sesuatu jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim).


ูˆَุนَู†ْ ุนَุจْุฏِ ุงู„ู„ู‡ِ ุจْู†ِ ุณَู„ุงَู…ٍ – ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ – : ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ – ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„ู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ – ، ู‚َุงู„َ : (( ุฃูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ : ุฃَูْุดُูˆุง ุงู„ุณَّู„ุงู…َ ، ูˆَุฃَุทْุนِู…ُูˆุง ุงู„ุทَّุนَุงู…َ ، ูˆَุตَู„ُّูˆุง ุจِุงู„ู„َّูŠْู„ِ ูˆَุงู„ู†َّุงุณُ ู†ِูŠَุงู…ٌ ، ุชَุฏْุฎُู„ُูˆุง ุงู„ุฌَู†َّุฉَ ุจِุณَู„ุงَู…ٍ )) ุฑَูˆَุงู‡ُ ุงู„ุชِّุฑْู…ِุฐِูŠُّ ، ูˆَู‚َุงู„َ : (( ุญَุฏِูŠْุซٌ ุญَุณَู†ٌ ุตَุญِูŠْุญٌ )) .


Dari ‘Abdullah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, tebarkanlah salam, bagikanlah makanan, dan shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur, niscaya kalian pasti masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih).


Menyebarkan salam jadi tanda bahwa kedamaian itu terwujud sehingga satu sama lain mudah menyebarkan salam keselamatan, dan memberi makan ditambah dengan menyebarkan salam menunjukkan hilangnya rasa takut dan kefakiran, akhirnya hati sesama muslim akan semakin dekat, hubungan silaturahim akan makin kuat terjalin, jadi kedamaian, hidup yang lapang, dan rasa tenang itulah yang membuat seseorang mudah menjalankan perintah Allah. Maka buah dari amal saleh dan kalimat yang baik memudahkan seseorang masuk surga, begitulah syariat dalam mengajarkan jalan-jalan kebaikan yang mengantarkan kita ke surga.




Sumber:

-Ruzem Aizib (Cinta Itu Indah)

-Ahmad Thoha Faz (Titik Ba)


Signature : Departemen Kaderisasi

๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

---------------------------------------

#SantunBerdakwah

#KuatBerukhuwah

#LDKAttarbiyah

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018