Penyatuan Tiga Komponen


Seorang ungkapan yang disampaikan Mohammad Natsir (1987) secara menarik pernah mengatakan sebuah gagasan tentang penyatuan kampus, masjid dan pesantren. Masjid. Masjid dan pesantren mewakili institusi dakwah, baik kelembagaan maupun aktifitasnya. Sedangkan kampus sendiri merupakan perwakilan kaum intelektual, baik dari sisi kelembagaan maupun sisi aktifitasnya. Tentu hal di atas sangat menarik melihat bahwa dakwah yang menurut pandangan sebagian umat muslim diwakili oleh pesantren dan masjid terkesan sederhana bahkan bodoh atau tidak meengikuti perkembanagn zaman (buah dari kaum orientalis/sekuler). Adapun kampus adalah institusi yang mewakili kemajuan perkembagan, baik teknologi maupun kemajuan berpikir. Kampus dipandang memiliki “misi suci”, dan jauh dari kepentingan-kepentingan pragmatis. Dengan misi Thridharma (Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat) dan Trikarya (Institusionalisasi, Profesionalisasi, dan Transpolitisasi) menjadikan dunia kampus memiliki tempat tersendiri bagi masyarakat. Olek karena itu pandangan masyarakat tertumpu pada kampus sebagai suatu intitusi yang memiliki komponen mahasiswa dalam perubahan sendi-sendi perubahan. Peran pemuda/mahasiswa dalamperubahan peradaban tidak hanya terjadi pada masa-masa sekarang saja. Pada awal dakwah Rasulullah SAW khususnya pada masa dakwah sirri para pemudalah yang mendampingi beliau dan merekalah yang memenuhi madrasah Darul Arqom di ruman Arqom Bin Abi Arqom. Hal ini sudak ketentuan Allah SWT dalam menjaga keberlangsungan syariat bagi umat manusia.
“kami kisahkan kepadamu (muhammad)cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan kami tambah tambah pula untuk mereka petunjuk’(al-ayat)
Kerja besar sosok mahasiswa muslim sebagai generasi intelektual muslim (ulul albab) adalah menjadi agen perubahan (agent of change) di setiap dimensi ruang dan waktu. Perubahan yang akan menghantarkan pada manifestasi nilai-nilai rahmatan lil`alamiin, yaitu perubahan yang dapat menyentuh dan dirasa oleh semua lapisan umat, terlebih dunia mahasiswa yang acap kali mudah kehilangan jati diri demi sebuah eksistensi. Jika tidak, maka akan terbangun paradigma tentang mahasiswa yang elitis dan tidak populis yang tidak mampu menggugah selera umat di lapisan-lapisan tertentu

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga