[DAILY TAUJIH] Dunia adalah tempat persinggahan sementara dari panjangnya perjalanan kehidupan manusia


 [DAILY TAUJIH]


⏳๐Ÿ•ฐ️⏳๐Ÿ•ฐ️⏳๐Ÿ•ฐ️

Perjalanan Menuju Akhirat

(Sebuah Renungan) 

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

            ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู…

Kamis, 1 Juli 2021 M/ 21 Dzulqa'dah 1442 H

--------------------

๐ŸŒผ

 “Jadilah kamu didunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan,”. Begitulah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menasihatkan kepada kita dalam menyikapi kehidupan di dunia ini. 


Dunia ini diibaratkan sebuah oase ditengah padang pasir. Seorang musafir hanya singgah disana untuk sekedar berteduh dibawah pohon, melepaskan sejenak rasa lelah dan meminum secukupnya air oase untuk menghilangkan dahaga. Kemudian, si musafir akan mengisi kendi-kendi airnya sebagai bekal perjalanan selanjutnya menuju tempat akhir yang akan dituju. 


Seperti itulah kehidupan dunia. Dunia adalah tempat persinggahan sementara dari panjangnya perjalanan kehidupan manusia. Dunia sebagai satu-satunya oase untuk menyiapkan bekal kita menuju terminal akhir dari perjalanan ini, yakni kehidupan akhirat yang kekal. 


๐Ÿ•ฐ️Kehidupan kita didunia ini terbatas. Waktu kita hidup hidup di dunia ini sangatlah singkat dibandingkan waktu kehidupan di akhirat.  Sebagaimana firman Allah, “ Sesungguhnya sehari disisi Rabbmu adalah SERIBU TAHUN menurut perhitunganmu,”( QS. Al-Hajj:47). 


1 hari kehidupan akhirat = 1.000 tahun kehidupan dunia. Jika diskalakan dalam jam,  kehidupan didunia ini hanya seperkian detiknya saja, bahkan lebih kurang dari itu. 


Ikhwah fillah…


Maka, perlu kita kembali menyadari, bahwa akan ada perjalanan sesungguhnya yang akan kita lewati. Yang mana perjalanan ini lebih mencekam dan berat. Tidak bisa dibandingkan dengan beratnya kehidupan yang saat ini kita lewati di dunia. Satu hari penderitaan kita di akhirat, sama saja dengan 10 abad usia kita didunia, namun hanya dipenuhi dengan siksaan dan penderitaan yang amat menyakitkan. Bekal apa yang kita siapkan—amal baik atau amal buruk akan sangat menentukan bagaimana tiket perjalanan akhir yang akan kita dapatkan dalam menjalani kehidupan akhirat kita. Apakah tiket kita akan berakhir di surga ataukah neraka? 


๐Ÿ”ณ Alam barzakh (Alam kubur)


Ikhwah fillah…


Setiap kita akan merasakan kematian. Disinilah pintu awal dari kehidupan akhirat dimulai, sebagai pemisah antara kehidupan dunia dengan akhirat,  yakni alam barzakh atau alam kubur. Jasad kita mungkin mati, namun ruh kita tidak. Kita akan merasakan gelap, dingin, pengap dan sempit, serta kesendirian yang mencekam di bawah tanah. Kita akan dihadapkan kepada dua orang malaikat yang akan menanyakan kepada kita tentang siapa Rabb kita, siapa Rasul kita, apa kitab suci kita dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Kemudian akan ditampakkan keindahan surga dan dahsyatnya api neraka.


Beruntunglah bagi kita yang telah menyiapkan amal ketaqwaan dan kebaikan sebagai bekal kehidupan akhirat. Amal ini akan menjadi lentera di tengah gelapnya kubur, dan teman penghibur didalam kesendirian. Kemudian lisan akan dengan mudah dan suka cita menjawab pertanyaan yang malaikat lontarkan. 


Sebaliknya, jika justru amal kemungkaran dan keburukan yang ternyata kita siapkan sebagai bekal. Maka, amal itu hanya akan menjadi bayang-bayang menakutkan dan semakin menyempitkan lagi liat kubur yang sudah sempit. Ingatan semasa di dunia saat belajar ilmu agama seakan hilang. Lidah seketika kelu, tak dapat menjawab saat ditanya oleh kedua malaikat. Maka, azab yang menyedihkan pun datang bertubi-tubi sebagai balasan atas kemungkaran dan keburukan yang dilakukan. Kita hanya bisa memekik kesakitan. Dan ini akan berlangsung lama  hingga hari kiamat datang.  Allahumma inna na’udzubika min ‘azabil qabr…


๐Ÿ”ณ Yaumul Ba’ats (Hari Berbangkit)


Usai seluruh alam semesta beserta isinya dihancurkan di hari kiamat, maka dimulailah perjalanan panjang kehidupan akhirat. Seluruh manusia semenjak nabi Adam alaihis salam hingga manusia terakhir dibangkitkan kembali dan dikumpulkan di padang mahsyar. Kondisi kita dan seluruh manusia saat itu dibangkitkan dalam keadaan tanpa pakaian dan berjemur dibawah sengitnya panas matahari yang hanya berjarak satu jengkal diatas kepala. 


Tak dapat dibayangkan betapa panasnya keadaan saat itu. Tubuh kita terus dibanjiri oleh keringat. Berita buruk bagi mereka yang memiliki amal keburukan, keringatnya bisa-bisa hampir menenggelamkan dirinya dan berbau sangat busuk. Sebaliknya, mereka yang memiliki amal kebaikan akan dianugrahkan Allah awan yang meneduhkan diatas kepala mereka, dan keringat mereka akan memancarkan aroma wewangian. Pertanyaannya, yang manakah kita?


Saat itu seluruh manusia tengah menantikan keputusan Allah. Saking lamanya keputusan dari Allah, manusia datang  berbondong-bondong  menemui tuhan-tuhan mereka semasa didunia dan nabi-nabi (Ibrahim, Musa, Isa) untuk meminta pertolongan. Semuanya tidak dapat memberikan syafaat, hingga kemudian seluruh manusia datang kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka, beliau pun bersujud dan berdo’a kepada Allah , maka disitulah syafa’at Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bisa menyelamatkan umatnya. Namun, lagi-lagi hanya mereka yang memiliki bekal amal kebaikan dan yang mendapatkan syafa’at Rasul yang mampu melewati lamanya penantian keputusan Allah dengan tenang dan damai di bawah teriknya panas matahari hingga hari penghakiman berakhir. 


๐Ÿ”ณ Yaumul Hisab dan Mizan (Hari Perhitungan dan timbangan)


Setelah sekian lamanya menanti keputusan Allah. Maka, kemudian perjalanan kita  berlanjut kepada hari hisab dan mizan, hari penghakiman. Hari dimana setiap nikmat yang kita dapatkan selama didunia akan dimintakan pertanggungjawabannya. Hari dimana catatan amal selama didunia akan diperlihatkan kembali dan dipertontonkan dihadapan seluruh manusia. Segala perbuatan kita baik yang terang-terangan maupun yang kita sembunyikan selama didunia, akan diperlihatkan. Orang-orang akan melihat baik dan buruknya kita, kecuali bagi mereka yang senantiasa menjaga aib saudaranya semasa didunia.


Kemudian, amalan kita akan ditimbang untuk menentukan dimanakah akhir kehidupan kita. Beruntunglah orang-orang yang timbangannya berat ke kanan, karena berarti surga lah yang akan ia dapatkan sebagai tempat kehidupan yang kekal. Sebaliknya mereka yang timbangannya berat ke kiri akan mendapatkan neraka. Hanya penyesalan lah yang didapatkan atas bekal yang telah salah mereka siapkan, “oh, sekiranya aku dahulu beriman dan berbuat baik!”. 


Hal ini berlangsung lama. Setiap kita akan mengantri untuk dihisab dan ditimbang. Ketika itu orang lain bisa saja datang menuntut  akan amal kebaikan yang kita miliki sekiranya kita pernah berbuat dzalim kepada orang lain tersebut. Bahkan, hewan pun bisa menuntut balas atas kedzaliman yang pernah sengaja kita lakukan. Maka, rugi dan bangkrutlah kita jika itu terjadi. Na’udzubillahi min dzalik…


Allah menyediakan telaga kautsar bagi Rasulullah shallallahi 'alaihi wasallam, dimana hanya umat Rasulullah tertentu yg dapat meminum darinya setelah melepas dahaga dari penatnya perjalanan dan penantian. Satu teguk airnya tidak akan membuat seseorang haus untuk selama-lamanya. Maka, akankan kita menjadi bagian dari yg mencicipinya? Hanya amal kitalah yg menentukannya. 


๐Ÿ”ณ Jembatan Shiratal Mustaqim


Usai melewati hari perhitungan yang panjang, maka sampailah kita didetik-detik penghujung akhir perjalanan. Sebuah jembatan yang terbentang sangat panjang diatas neraka, dengan api yang bergejolak dibawahnya. Lidah-lidah api menjulur memanggil dan hendak menarik para ahli neraka.  Diriwayatkan jembatan ini sangat panjang—lebih panjang dari perjalan di dunia ribuan tahun lamanya, permukaannya halus dan licin lagi menggelincirkan, diatasnya terdapat pengait dari besi dan kawat berduri yang runcing dan tajam (Muttafaqun Alaih). Dalam riwayat lain mengatakan ukurannya lebih tipis dari sebilah pedang atau sehelai rambut.  Namun, atas izin Allah manusia bisa melewati jembatan ini, sesuai dengan amal perbuatan yang mereka miliki. 


Kondisi manusia saat melewati jembatan saat itu, ada yang menyebrangi jembatan secepat kilat, secepat angin, dengan kuda, ada yang dengan berjalan, dan ada yang merangkak. Bahkan, ada pula yang bergelantungan dan hampir-hampir jatuh kedalam neraka. Serta, ada yang mereka langsung dilemparkan kedalam neraka. Lagi-lagi semuanya berdasarkan amal perbuatan yang kita miliki. 


Maka, sungguh beruntung mereka yang berhasil melewati jembatan, meski hanya dengan terseok-seok. Karena, diujung jembatan pintu surga lah yang akan menanti. Dimana akhir kehidupan yang abadi dengan segala kenikmatan berada akan mereka dapatkan sebagai balasan dari ketaqwaan dan amal kebaikan yang dilakukan semasa di dunia. 


Maka, sungguh iba bagi para ahli neraka. Perjalanan akhirat menjadi mimpi buruk seumur hidup. Siksaan neraka justru lebih pedih dan menyakitkan dari penderitaan yang telah didapatkan semenjak dikuburkan hingga mereka digelincirkandan jatuh dari shirat. Mereka, kekal didalam neraka dengan segala penderitaan dan  siksaan. Penyesalan menyelubungi diri dan lisan terus berteriak kesakitan sembari memohon ampun. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Itulah akibat sebagai balasan dari kemungkaran dan perbuatan buruk yang dilakukan semasa didunia. Na'udzubillah, tsumma na'udzubillah...


Ikhwah fillah...


Kehidupan akhirat hanya bagaikan cerita dongeng  belaka dan tidak masuk akal bagi mereka yang tidak beriman. Tapi, tidak bagi seorang mukmin. Mukmin yang baik adalah mereka yang mengkhawatirkan akan kehidupan akhirat. Mukmin yang baik adalah mereka yang khawatir terhadap amal perbuatan di dunia akankah cukup untuk menolong mereka melewati beratnya perjalanan kehidupan akhirat. Mukmin yang baik adalah mereka yang khawatir tidak mendapatkan ampunan Allah, sehingga kemudian menyebabkan mereka tergelincir kedalam neraka. 


▪️▪️▪️▪️▪️▪️


Wahai diriku…

Tolong bersabarlah dengan kehidupan di dunia yang sejenak ini...

Taat dan tunduklah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa...

Khusukan dan ikhlaslah dalam beribadah...

Bersungguh-sungguhlah dalam mencari ilmu dunia dan akhirat…

Istiqomahlah dalam berbuat baik dan menebar kebaikan…

Tahanlah hawa nafsumu dari berbuat kemaksiatan…

Tahanlah lidah, tangan, dan kakimu untuk tidak mendzalimi saudaramu…


Sungguh, neraka itu amat sangatlah panas….

Azab dari Allah itu sangatlah pedih…

Perjalanan akhirat itu lebih melelahkan dari apa yang kamu rasakan didunia ini wahai diri…


Hanya amal kebaikan yang kamu lakukan didunia ini sebagai penyelamatmu di kehidupan akhirat wahai diri...

Penyelamat dari azab  kubur...

Penyelamat ketika menjalani panasnya padang mahsyar...

Penyelamat ketika melewati jembatan shiratal mustaqim yg dibawahnya menyambar-nyambar api neraka...


Sungguh, surgalah satu-satunya tempat yang indah dan abadi wahai diri…

Tidakkah dirimu mengingikan kenikmatan yang bahkan tidak akan didapatkan oleh seorang raja yang paling kaya dan terhormat sekalipun di dunia ini?

Maka, bersabarlah wahai diri dengan taqwa dan istiqomahlah!


Semoga Allah mengampuni kita dan melindungi kita semua dari pedihnya kehidupan akhirat... ๐Ÿคฒ๐Ÿป๐Ÿฅบ


Signature : Departemen Kaderisasi


๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป

----------------------------------------

#SantunBerdakwah

#KuatBerukhuwah

#LDKAttarbiyah

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga