Membangun Harmoni Sosial Berbasis Akhlak Islami



Harmonisasi dalam kehidupan merupakan sesuatu hal yang tentunya diidamkan oleh banyak orang, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan mendorong terciptanya suasana yang aman, nyaman, damai dan tentunya indah. Namun menelisik beberapa dekade belakangan ini, terjadi banyak permasalahan-permasalahan ataupun konflik karena perbedaan-perbedaan latarbelakang antar kelompok maupun perorangan. Hal ini kemudian harus menjadi suatu hal yang patut kita pikirkan bersama mengenai solusi terbaik dari permasalahan ini.
Dalam perspektif Islam sendiri sebenarnya kita sudah diajarkan mengenai akhlak dan adab dalam kehidupan bermasyarakat secara kompleks. Namun hal itu jarang dipahami oleh kita sebagai umat Islam, atau bahkan kita sebenarnya paham namun enggan untuk mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal tersebut kemudian menjadikan kita sebagai orang Islam yang hanya sekedar tampang saja sehingga muncul istilah “Islam KTP” dan lain sebagainya. Padahal pada kenyataannya Islam bukan hanya suatu ajaran yang memuat aspek-aspek dogmatis, melainkan bagaimana kita menjadi manusia seutuhnya yang sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam Alquran dan Hadis. Berdasarkan hal tersebut maka bisa kita katakan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan mengenai bagaimana hubungan kita terhadap Allah, namun hubungan kita terhadap makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang lain serta bagaimana kita dapat menjaga harmonisasi pada hubungan tersebut.
Pada ajaran Islam kita dapat menemukan banyak ajaran-ajaran kebaikan yang mana sangat menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, toleransi dan bagaimana agar kita dapat mewujudkan situasi sekitar kita menjadi selalu damai dan tentram. Pada suatu hadis Rasulullah bersabda, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berbuat baik kepada tetangganya” (HR. Muslim). Pada hadis ini sudah jelas bahwa Rasulullah memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat baik kepada tetangga. Dan saking indahnya Islam, Rasulullah tidak memberi penjelasan apakah tetangga itu muslim ataukah tidak. Hal ini kemudian dapat diartikan sebagai perintah untuk menjalin hubungan yang baik dengan tetangga walaupun tetangga kita tidak beragama Islam. Begitu detailnya Islam memperhatikan mengenai hubungan sosial antar manusia sampai-sampai kita diajarkan untuk membangun hubungan yang harmonis dengan tetangga. Maka tidaklah mencerminkan akhlak muslim apabila tidak bisa menjalin hubungan yang baik bahkan dengan tetangganya sendiri.
Berkenaan dengan hubungan sosial, dalam ajaran Islam sendiri kita mengenal sebutan ukhuwah yang secara bahasa berarti persaudaraan. Mungkin kita sudah akrab dengan istilah ukhuwah Islamiyah yang mana membangun rasa persaudaraan, atas dasar kesamaan keimanan dan akidah yang mana kemudian mendorong kita untuk memiliki rasa simpati dan empati antara satu dengan yang lainnya. Namun taukah kita selain ukhuwah Islamiyah ada juga istilah ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariyah. Maksud dari ukhuwah wathoniyah adalah rasa persaudaraan yang dibangun atas dasar kebangsaan seperti halnya kita sebagai rakyat Indonesia seharusnya memiliki rasa persaudaraan antara satu dengan yang lain tanpa adanya sikap membeda-bedakan latar belakang satu dengan yang lain. Sedangkan ukhuwah basyariyah memiliki makna bahwa kita harus memiliki rasa persaudaraan, simpati dan empati sesama manusia yang merupakan makhluk ciptaan Allah juga. Poin dari ukhuwah basyariyah adalah bagaimana agar kita bisa memanusiakan manusia serta berbuat adil terhadap sesama manusia.
Menjalin ukhuwah sesama manusia dengan tidak memandang latarbelakangnya menjadi kunci untuk membangun peradaban yang harmonis walaupun kita sadari bahwa masyarakat di suatu daerah tersebut bersifat heterogen atau memiliki beragam kebudayaan, kepercayaan, dan suku yang berbeda-beda. Sikap saling mengasihi, saling membantu satu sama lain, peduli terhadap sesama, selalu bersikap adil dan lain sebagainya merupakan akhlak yang sebenarnya ditanamkan dalam Islam. Allah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 13, "Wahai manusia, sesungguhnya Aku menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
Setelah sama-sama mengetahui mengenai konsep berinteraksi dalam Islam yang mana ternyata sangat mendukung dalam terbangunnya harmoni sosial, timbulah pertanyaan bahwa mengapa di Indonesia saat ini masih banyak terjadi konflik sosial padahal di sisi lain Islam sudah menawarkan solusi dan memberikan contoh kepada kita sebagai rakyat Indonesia yang mayoritas masyarakatnya beragama muslim. Hal ini kemudian menjadi PR besar bagi kita semua terutama sebagai seorang muslim. Perbanyaklah belajar mengenai Islam yang sebenarnya seperti apa. Karena Islam bukan sekedar sholat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya. Islam merupakan sebuah pokok ajaran yang menyentuh segala aspek kehidupan kita termasuk kehidupan sosial. Maka seharusnya dengan seluruh ibadah yang kita lakukan, akan menjadikan kita sebagai seorang muslim yang memiliki kepribadian atau akhlak dan perilaku yang sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Islam itu sendiri. Jangan sampai kita hanya mengartikan Islam sebagai suatu hal yang sifatnya simbolik, namun nilai atau hikmah dari ber-Islam tidak kita pahami.
Maka untuk mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis, harus dimulai dari diri kita terlebih dahulu. Yaitu bagaimana menampilkan akhlak dan perilaku Islami yang sebenarnya seperti apa. Dengan memperlihatkan akhlak Islam yang sebenarnya, harapannya dapat memberikan stimulus terhadap orang lain bahkan orang-orang non-muslim sekalipun bahwa Islam merupakan agama yang sangat toleran tanpa perlu mengaku-ngaku toleran karena memang toleransi dan kasih sayang dalam Islam sudah lama dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan terdapat perintah-perintahnya juga dalam Alquran. Poin terpentingnya yaitu bahwa orang selain Islam tidak menilai Islam berdasarkan dalil-dalil yang terdapat dalam nash Alquran maupun Hadis, namun yang mereka nilai adalah bagaimana sikap kita sebagai orang yang mengaku ber-Islam. Jadi, marilah kita wujudkan Islam yang sebenarnya melalui akhlak dan perilaku yang baik. Dengan begitu, kita akan bisa mewujudkan harmoni sosial berdasarkan bagaimana akhlak seorang muslim yang diajarkan dalam agama Islam yang mulia ini. Waallahu a’lamu bishowaab

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga