Hal Menarik dari Kecemasan

            Setiap hari masing-masing dari kita pasti akan bergesekan dengan perasaan cemas. Perasaan cemas ketika ujian, pertandingan olah raga, pertemuan dengan orang penting, kekhawatiran akan hubungan baru, bahkan gugup ketika ketemu sang mantan dan lain sebagainya. Tidak menyenangkan sekali memang ketika kita dilanda perasaan ini, tidak tenang, gelisah, tidur saja rasanya tak bisa senyeyak biasanya, makan pun tak enak. Ah, jangankan makan, bernafas saja rasanya sesak. Saya yakin, masing-masing dari kita pasti ingin terbebas dari perasaan tidak menyenangkan ini bukan? Andaikan bisa mungkin anda akan memaksakan diri untuk tidak pernah merasakannya saja?
Memang, kecemasan adalah sumber dari semua masalah klinis –jika sudah sampai pada tingkat ketegangan yang sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi kemampuan berfungsinya seseorang dalam kehidupan sehari-hari, karena orang tersebut jatuh ke dalam perilaku maladaptif yang dicirikan dengan reaksi fisik dan psikologis yang ekstrem (Halgin, 2010). Skizofrenia, fobia, obsesif kompulsif, stress bahkan depresi berakar dari satu masalah, yakni kecemasan.
Kawan, percayakah kamu jika saya katakan bahwa kecemasan perlu dipelihara? –ah… masak iya? bukannya itu perilaku maladaptif yang menjadi sumber semua masalah klinis?
That’s Right –bahwa kecemasan merupakan sumber dari semua masalah klinis. Namun, kecemasan dalam kadar sedang, justru memiliki beberapa fungsi positif, kecemasan mungkin dapat menyemangati anda untuk mengatasi rintangan-rintangan dan untuk tampil lebih efektif (Halgin, 2010). Kecemasan –dalam kadar sedang, perlu dipelihara untuk meningkatkan motivasi belajar dan meningkatkan daya juang anda. Serius.
Ketika anda rileks-rileks saja ketika ujian, mungkin anda tidak akan belajar semalam suntuk, mungkin juga anda tidak akan berdoa sekhusyuk waktu itu, dan pasti anda tidak akan repot-repot menelpon orang tua meminta doa restu, pasti juga anda tidak akan merasakan Keromantisan Tuhan disana. Dan… jelas sekali bahwa anda pasti akan melewatkan euforia refresing pasca ujian, menghembuskan nafas lega dan tertawa lepas bersama teman-teman seperjuangan, bergandengan tangan dan meloncat girang saat ternyata anda lulus ujian skripsi. Ah, moment itu indah sekali bukan?
Lebih indah lagi ketika anda melihat kedua orang tua anda menangis bangga pada anaknya yang telah jadi sarjana. Perasaan seperti apa yang akan anda rasakan saat itu? Mmmm… saya pun tak mampu melukisnya dalam kanvas ini kawan. Yang jelas itu istimewa, spesial dan penuh makna. Tapi coba anda bayangkan, bagaimana jadinya ketika semua itu anda mulai tanpa perasaan cemas, was-was, dan takut. Mungkin anda akan rileks-rileks saja menjalani semua proses itu, saya yakin anda tidak akan berjuang sekeras dan seserius saat anda cemas tidak lulus, saat anda cemas membayangkan raut muka kecewa kedua orang tua anda, saat anda membayangkan betapa malunya ketika ditanya tetangga.
Semua dinamika ini sungguh indah bukan, ya kawan Tuhan memang Romantis. Dia berdialog dengan kita melalui cara-Nya yang Maha Keren. Dia munculkan kecemasan untuk memanggil kita mendekat kepada-Nya. Semua yang diciptakannya jelas dan pasti memiliki manfaat. Begitupun kecemasan.


            Malang, 28 Oktober 2014

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

MASJID KAMPUS, KEKUATAN RAKSASA MEMBANGUN BANGSA*