MEMPERBAIKI DIRI DAN MEMPERBAIKI SESAMA


Kenapa harus membina?

Pernahkah kita merasa, suatu ketika sangat nyaman dalam beribadah. Ingin selalu beribadah dan mendekatkan diri pada Allah SWT. Puas dan bersyukur atas segala nikmat-Nya, dan ingin selalu menjalankan sunnah - sunah Rasul-Nya. Lalu kita berfikir, apakah kita serta merta  menjadi taqwa terjadi begitu saja dengan otomatis? tentu tidak. Melalui peran siapa sajakah kita mampu berada pada jalan yang suci ini? Dalam setiap fase kehidupan kita selalu ada orang-orang yang mencoba memfahamkan kita tentang agama, mengajak kita kepada yang hak/menjauhi yang batil, menasehati kita saat khilaf, membimbing dengan sabar dan mengajak  kepada kebenaran ajaran Allah SWT dengan cara yang mampu menyentuh hati. Itulah hidayah yang Allah kirimkan melalui tangan-tangan orang-orang yang penyayang. Bila mereka tak pernah membimbing dan mengajak kita, bukan tidak mungkin saat ini kita masih jahil, buta ilmu dan tak mampu memahami betapa besarnya kasih sayang Allah Azza wajalla. Mungkin hati kita akan mati tak ubahnya seperti kafir barat yang tenggelam dalam kejahiliyahannya atau seperti orang-orang yang tak pernah mengenal manisnya Islam. Tapi Allah SWT berkehendak lain dengan mengirimkan murobi’ yang membimbing kita. Allah SWT mengirimkan saudara-saudara yang amat peduli pada kita. Sungguh jasa mereka itu tidak kecil, karena sesungguhnya nikmat kita terbesar diantara sekian banyak nikmat adalah nikmat Islam. Masih banyak diluar sana yang tak seberuntung kita. Sudahkah kita bersyukur atas nikmat ini?
Syukur itu perlu diwujudkan dalam bentuk amal nyata. Betapa banyak orang-orang yang belum mengenal kemuliaan Islam, mengenal tapi belum mamahami, memahami tapi belum meyakini, meyakini tapi belum mengamalkan, dan mengamalkan tapi belum mengajak sesamanya. Tengoklah saat ini semakin banyak warga barat dan Eropa berbondong-bondong ingin memeluk Islam, dan mereka membutuhkan bimbingan. Islam adalah rahmatan lil alamin, rahmat bagi seluruh alam. Jika sampai ada segolongan orang di muka bumi ini belum pernah mendengar seruan Islam dan manisnya keimanan kepada-Nya, maka kitalah yang seharusnya merasa bersalah, dan dipersalahkan. Apabila ada orang2 yang telah haus akan bimbingan dan rindu dengan ajaran Islam tetapi mereka belum mendapatkannya, maka kitalah yang seharusnya bertanya, “ sudahkah kita memenuhi kewajiban untuk berdakwah?”
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan Ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Imron:104).

Apabila telah faham, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjadi penerang bagi yang lain. Perintah untuk saling membimbing & menasehati sesama, sesuai dengan firman Allah SWT:
“Demi massa. Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali orang2 yang berian dan beramal soleh serta saling menesehati dengan kesabaran.” (Al-Ash: 1-3)
Tak perlu takut gagal, siapapun pasti berproses dalam menjadi seorang morobi’ yang cakap, meneduhkan dan penuh wibawa. Hanya saja setiap orang memerlukan waktu proses  yang berbeda-beda. Jangan takut untuk berdakwah dan saling menasehati karena merasa belum sempurna karena menasihati sambil meperbaiki diri adalah lebih baik dari pada tidak ada nasihat sama sekali. Sama halnya dengan “Jangan meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas. Beramal sambil meluruskan niat lebih baik daripada tidak beramal sama sekali”. Jangan takut diremehkan atas kapasitas kita, karena kita tak menggurui. Kita hanya saling mengingatkan. Tidakkah kita yakin atas janji Allah SWT:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.At-Taubah: 71)
Allahu A’lam bi Showab. Diambil dari Kuliah Mentor UIN Malang tahun 2013

oleh Udy Tyas

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga