Ibu


Ibu…
Bolehkah kulukis wajahmu di atas serpihan rindu?
Wajah yang telah membesarkan hatiku
Dengan bait-bait doa dan senyum syahdu
Ijinkan kudekap sosok cintamu di sepajang jalanan hidupku
Cinta yang telah menghantarku pd lorong pendewasaan waktu
Biarkan ku pahat beku jiwaku dengan potret sayangmu
Yang tak pernah jenuh memanjakanku
Ibu…
Ketabahan yang kau pendam diantara tumpukan kasih sayang
Membuka mata akan makna doa yang tak pernah jeda
Menguak tabir cinta yang lama terpenjara
Memaksaku bersuara, “O, betapa aku t’lah berdosa!!!”
Kesabaran yang kau suguhkan
Menyulut bara semangat di setiap peredaran darahku
Tak pernah hilang, menjelma di tiap rongga-rongga nafasku
Bayangmu kusimpan di ruang hati yang terdalam
Tuk mengupas sisa-sisa rinduku
Ibu…
Kini kubersimpuh di bawah kesakralan titahmu
Menanti percikan doa restu
Memburu surga di telapak kakimu
Agar kau dendangkan tembang-tembang lagu
Yang menghantarku ke pangkuan cintamu
Agar kau ulang cerita bersulam
Menyenyakkanku di peraduan mimpi-mimpiku

By.  Oemar eL-Faruqi (sastrawan asal Bondowoso)

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga