Keinginan


Menurut Schopenhauer, seorang filsuf asal Jerman, keinginan adalah sumber penderitaan manusia. Sebab keinginan manusia tidak terbatas. Seseorang boleh memiliki keinginan apa saja; ingin punya mobil, istri cantik, suami yang tampan, jabatan tinggi, pendek kata apapun bisa kita inginkan. Akan tetapi, tidak semua keinginan itu bisa terpenuhi. Dari sanalah penderitaan berawal.
Pendapat tersebut ada benarnya, walau tidak benar seratus persen benar. Tidak jarang kita memang dibikin susah oleh keinginan-keinginan kita sendiri.
Lantas, apakah kita tidak usah punya keinginan saja? Tidak! Tanpa keinginan kita juga akan seperti layangan putus, terombang-ambing ditiup oleh si angin. Bayangkan kalau kita bepergian tanpa tujuan; kita akan luntang-luntung tidak tentu arah, dan akan kehilangan daya juang pula dalam menghadapi tantangan.
Hidup tanpa keinginan juga seperti itu; tidak punya visi, tidak ada motivasi. Kita akan bingung, terutama bila berhadapan dengan rupa-rupa pilihan dan tawaran. Kita juga akan kehilangan daya juang untuk memperoleh yang lebih baik, hidup kita akan menjadi serbarutin dan statis. Dunia tidak akan pernah maju kalau isinya hanyalah orang-orang yang tidak punya keinginan.
Lantas bagaimana solusinya? Disatu pihak keinginan itu baik, tetapi dipihak lain juga bisa menyusahkan. Yang terbaik adalah memang jalan tengah.  
Kita (manusia) perlu punya keinginan. Akan tetapi, jangan sampai dikuasai atau diperbudak olehnya. Ketahuilah, awal dari suatu kehancuran biasanya terjadi ketika sadar atau tidak, kita sudah mempertuan bahkan mempertuhankan keinginan kita.
Sebab, ketika keinginan sudah begitu menguasai maka kalau tidak tercapai, orang bisa sangat putus asa & kecewa. Dan ketika  keinginan itu sudah menjadi tuan, orang tak akan segan menghalalkan segala cara; apapun akan dilakukannya, yang penting keinginannya tercapai.
Maka dari itu, berhati-hatilah dengan keinginan kita sendiri. Jangan sampai kita diperbudak dan diseret olehnya. Keinginan akan berguna selama ia menjadi pelayan; tugasnya hanyalah memandu & membantu langkah hidup kita.
"Ya Allah, kami sudah berusaha dan berdoa dengan optimal. Selanjutnya, kami serahkan urusan dan permasalahan kami kepada-Mu, Rabbi…"

By. Ahmad Al-Kayyis

Comments

Popular posts from this blog

APA SIH, LDK? KENAPA HARUS LDK?

Surat Keputusan Pengurus LDK At-Tarbiyah 2018

[DAILY TAUJIH] Ketika Cinta Berbuah Surga