Menyetting Lupa
“Sebel banget nggak sih kalau tiba-tiba otak kita ngeblank gitu aja disaat kita presentasi, atau saat kita dipasar lagi mau belanja tapi lupa apa yang mau dibeli. Dan yang bikin malu adalah ketika kita udah asyik makan di restoran tapi lupa nggak bawa dompet. Malu banget kan”.
Menyebalkan
memang ketika memori kita tiba-tiba tidak berfungsi begitu saja, ujian jadi
tidak mendapat nilai maksimal, hari jadi kacau balau karena banyak janji dan
deadline yang terlupakan, dihukum guru dan di marahi ibu. Semua
hal tadi bisa terjadi hanya karena satu kata keramat “lupa”, lupa materi ujian,
lupa jika memiliki janji dengan beberapa kolega, lupa mengerjakan tugas kuliah, lupa menaruh benda berharga, dan lupa-lupa yang lainnya.
Apapun
itu, memang tidak bisa dipungkiri kalau lupa hampir mengacaukan segalanya, tapi
pernahkah anda berfikir bahwa hampir segalanya akan kacau bila kita tidak lupa.
Anda mungkin salah satu dari milyaran orang di dunia ini yang beranggapan
bahwa semuanya akan jauh lebih baik jika kita selalu mengingat banyak hal dan
tidak melupakannya.
Namun,
pernahkah anda berfikir bahwa lupa adalah nikmat yang luar biasa besar yang
dianugerahkan Allah pada kita. Coba bayangkan jika
kita tidak bisa lupa, selalu ingat hutang, selalu ingat seberapa banyak dosa
yang telah kita lakukan hingga kita selalu gelisah karena selalu ingat kejamnya
siksa neraka, selalu ingat betapa buruk dan memalukannya kejadian hari ini, selalu
ingat setiap saat kita bisa saja mati dengan tragis, selalu ingat kalau kita
sedang dimusuhi dan selalu ingat pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu.
Jika
Allah tidak menganugerahkan lupa pada kita maka sudah bisa dipastikan kita akan
strees, depresi atau bahkan gila karena selalu mengingat kejadian-kejadian
buruk dalam hidup ini. Kita akan stress jika kita selalu mengingat semua
masalah yang ada di dunia ini tanpa bisa melupakannya. Dan sudah barang tentu
kalau kita tidak akan pernah bisa tidur walau semenit saja jika kita tak bisa lupa.
Jadi
tak perlu galau jika anda orang yang sering lupa, karena sesungguhnya lupa
memang “sengaja” disetting Allah karena Allah sayang pada hambanya. Syukurilah
jika anda masih bisa melupakan. Bayangkan berapa banyak orang diluar sana yang
depresi karena tidak bisa “melupakan” kenangan atau kejadian buruk dalam
hidupnya. Tuhan Romantis ya.
فَبِأَيِّ آلَاء رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Maka
Nikmat Tuhanmu yang mana yang hendak kau dustakan?” (Ar-Rahman: 13)
Lalu
pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah “jika itu memang sudah disetting,
lalu tak bisakah lupa itu kita setting ulang?” Allah berbicara pada kita dalam
surah Ar-Ra’d ayat 11.
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ
حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya
Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d: 11)
Sedikit
banyak ayat ini bermakna bahwa hampir segalanya dapat kita rubah kecuali tiga
hal, yakni kelahiran, kematian dan jodoh. Jadi lupa pun bisa kita setting ulang
sebenarnya. Dalam psikologi kognitif, lupa dibagi menjadi dua macam. Pertama
lupa yang memang sudah disetting Allah, artinya lupa yang bersifat alamiah,
yang bersifat faali, jadi sistem tubuh atau otak kita sudah disetting untuk
lupa jika mengalami beberapa gangguan seperti decay dan interferensi. Decay
adalah pembusukan, artinya jika informasi dalam otak kita jarang kita gunakan
maka ia akan membusuk atau memudar dan kita tak mampu mengigatnya lagi, decay
ini dapat terjadi di STM bukan Susu Telor Maju tapi Short Term Memory pun di LTM (Long Term Memory). Sedangkan
Interferensi adalah bercampur-baurnya memori-memori serupa. Interferensi
sendiri ada dua macam, ada interfeensi retroaktif yakni ketika memori-memori
baru menghambat pengambilan memori-memori lama. Juga ada interferensi proaktif
yakni ketika memori-memori lama menghambat pengambilan memori-memori baru
(Solso, 2007).
Decay
dan Interferensi ini selalu mengancam pada setiap tahap memori, mulai dari
memori sensorik, memori jangka pendek hingga memori jangka panjang. Dalam
memori sensorik jika informasi gagal disandikan itu artinya decay atau
interferensi bisa saja terjadi, selanjutnya dalam memori jangka pendek jika
pengulangan jarang dilakukan maka penyimpanan memori akan terhambat, disini
decay dan interferensi juga mengancam gagalnya penyimpanan memori, yang
terakhir adalah tahap pengambilan (mengambil informasi dari memori) yang
terjadi di LTM atau memori jangka panjang, disini jika decay atau interferensi
terjadi maka memori akan gagal untuk direcall atau dipanggil kembali (Solso,
2007).
Jenis
lupa yang kedua adalah lupa yang kita buat sendiri atau kelupaan yang disengaja
(motivated forgetting) adalah represi yang disadari terhadap memori,
digunakan untuk menghindari kenangan akan pengalaman-pengalaman traumatik. Ini
terjadi ketika kita menolak untuk membicarakan atau memikirkan suatu pengalaman
taraumatik.
Hanya
sejauh itukah kita bisa menyeting lupa? Jangan salah, otak kita telah Allah
beri kemampuan luar biasa dalam hal olah-mengolah dan memanipulasi informasi
sesuai dengan apa yang kita inginkan, pun dalam hal melupakan dan mengingat.
Untuk
anda yang ingin memanipulasi sifat pelupa menjadi seorang pengingat handal, ada
metode Mnemonik yang wajib anda simak. Metode ini telah banyak digunakan oleh
orang-orang di seluruh penjuru dunia yang memiliki memori-memori luar biasa.
Dalam Mnemonik ada lima metode (Solso, 2007).
1.
Metode loci,
digunakan dengan cara mengasosiasikan objek-objek tertentu dengan tempat-tempat
tertentu. Dalam menggunakan metode ini anda harus tau betul detail tempat yang
akan anda asosiaikan dengan item yang ingin anda ingat.
- Metode Peg Word System atau sistem kata bergantung, yakni menggantungkan item-item yang ingin anda ingat dengan sesuatu yang aneh, semakin aneh dan tidak masuk akal citra yang anda bayangkan, semakin mudah item tersebut anda ingat.
- Metode Kata Kunci (Key Word Method), sebuah bentuk metode yang sedikit berbeda dari teknik kata bergantung yang berguna dalam upaya mempelajari kosakata bahasa asing. Misalnya anda ingin belajar bahasa arab, sebagai contoh kata syajaarotun yang berarti pohon dalam bahasa Indoesia. Tugas pertama kita adalah mengasosiasikan sebuah kata dalam bahasa Indonesia yang bunyinya menyerupai syajaarotun. Sebut saja sejarah, maka tugas kedua kita adalah mengasosiasikan kedua kata tersebut melalui pencitraan (imagery) atau sebuah imajinasi, semakin liar imajinasi anda semakin mudah anda mengingat kosakata baru ini.
- Teknik-teknik verbal, teknik ini sama seperti kita menggunakan akronim, yakni kata yang dibentuk berdasarkan huruf-huruf pertama dalam sebuah frase atau kumpulan kata-kata. Seperti kata Local Area Network yang diakronimkan menjadi LAN, atau Sekolah Menengah Atas menjadi SMA dan lain sebagainya.
- Mengingat nama, kemampuan mengingat nama berdasarkan wajah adalah kemampuan yang penting. Lorayne dan lucas (dalam solso, 2007) menemukan bahwa proses mempelajari sebuah nama yang dihubungkan dengan memori mengenai wajah melibatkan tiga tahap. Tahap pertama, mengingat nama itu sendiri, dapat dilakukan dengan memperhatikan detail pelafalan (pronunciation) nama tersebut. Tahap kedua melibatkan pencarian terhadap karakteristik yang menonjol di wajah seseorang –dahi yang lebar, kumis yang khas, kacamata yang unik, pipi yang tembem, tahi lalat. Tahap terakhir melibatkan tindakan menghubungkan kata pengganti dengan karakteristik yang menonjol tersebut.
Sekarang
percaya kan kalau melupakan dan mengingat dapat kita setting ulang? So,
silahkan dicoba.
Comments
Post a Comment