Memaknai Hari Qurban
Idul
Adha adalah salah satu momentum yang kita tunggu-tunggu. Dimana ini adalah
salah satu hari raya besar Islam tahunan setelah hari raya Idul fitri. Hari
raya Idul Adha selain menjadi hari raya bagi umat muslim di seluruh dunia yang
bertepatan pada bulan-bulan Islam yaitu pada bulan Dzulhijjah ini, karena pada
bulan Dzulhijjah ini adalah bulan dimana umat muslim menunggu panggilan Allah
untuk melaksanakan ibadah Haji. Oleh sebab itu, kegembiraan umat muslim di
seluruh dunia pada bulan Dzulhijjah ini adalah bulan yang mereka tunggu-tunggu.
Bulan dimana ada suatu mementum yang harus kita contoh dan yang kita harus
ambil maknanya dari seorang Nabi Ibrahim a.s terhadap putra nya Ismail a.s. yang mana kita ketahui ceritanya dari Nabi
Ibrahim a.s mendapatkan mimpi dari Allah SWT agar menyembelih putranya yaitu
Ismail a.s.
Ismail
a.s adalah putra yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh Nabi Ibrahim a.s dan
Istrinya. oleh karena itu sungguh kecintaannya terhadap Ismail a.s adalah hal
yg luar biasa, akan tetapi dengan datangnya perintah Allah SWT apa yang dapat
Nabi Ibrahim a.s pungkiri kecintaannya terhadap putranya? yaaa Nabi Ibrahim a.s
menjadi bimbang dan galau akan datangnya mimpi bertemu Allah SWT dan
mendapatkan perintah itu. Sehingga Nabi Ibrahim a.s bercerita terhadap putranya
akan hal mimpinya terhadap Allah SWT. Apakah terhadap ceritanya Ibrahim a.s
kepada putranya akan membuat Ismail a.s menjadi takut dan menolak? Tidak, akan tetapi
Nabi Ismail a.s menjawab semua apa yang diceritakan terhadap ayahnya dengan
penuh bijaksana dan penuh dengan kerendahan hati serta kecintaannya terhadap
Allah SWT. Ia menjawab “wahai ayah ku, laksanakanlah apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT yang ada di dalam mimpi mu, insya Allah kau
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar (Q.S. As-Saffat: 102)
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا
تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ
الصَّابِرِينَ
Pada
ayat ini telah membuktikan terhadap Ismail a.s dan ayahnya Ibrahim a.s sebagai
orang yang menjalankan perintah Allah SWT, karna dalam hatinya sudah tertanam
yang namanya CINTA kepada Allah SWT yang maha segala-galanya. Jika orang yang
sudah cinta terhadap apa yang ia cintai maka semua akan ia korbankan demi
sesuatu yang ia cintai.
Dari sinilah kita sebagai Lembaga
Dakwah harus menanamkan dari apa yang telah dicontohkan terhadap Nabi Ibrahim
a.s bersama putranya Ismail a.s. begitu banyak ibroh atau pelajaran yang dapat
kita lihat dari kisah tersebut. Maka dari itu dalam Lembaga Dakwah ini kita
menjalankan aktivitas setiap tahunnya untuk menyambut salah satu hari besar
Islam yang telah ditetapkan bagi umat Islam lainnya, yaitu hari raya Idul Adha.
Dalam menyambut hari raya ini kita segenap para aktivis-aktivis dakwah di LDK
At-Tarbiyah mengambil salah satu pelajaran yang ada dicontohkan oleh Nabi
Ibrahim a.s dan anaknya, yaitu kesabaran. Dalam kesabaran yang kita maksudkan
adalah kesabaran kita, keistiqomahan kita dalam menabung, yang mana setiap
kader dari LDK At-Tarbiyah diberikan celengan untuk menabung agar kita setiap
tahunnya bisa merayakan hari raya besar ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala
dalam Al-Qur’an Surah Al-kautsar 1-3.
Dalam ayat 2 ini yang artinya adalah “maka dirikanlah
Sholat karena Tuhan mu, dan berqurbanlah” pada makna ayat ini mempunyai anjuran
bahwa tidaklah hanya dengan sholat kita mewujudkan rasa syukur kita kepada
Allah SWT, akan tetapi dengan berqurban juga mewujudkan rasa syukur kita kepada
Allah.
Sifat kesabaran yang dimiliki Nabi Ibrahim a.s dan
putranya, menjadi tombak besar dan menjadi
titik tumpu bagi kader LDK At-Tarbiyah bersabar dalam menabung hanya untuk
membeli hewan qurban dan merayakan hari besar Islam ini dengan bersama-sama. Sebagai perwujudan rasa syukur kita kepada
Allah SWT atas semua nikmat yang diberikan kepada kita semua.
Dalam perencanaan kegiatan tahunan ini juga kita
tidaklah hanya meneladani sifat kesabaran yang dimiliki Nabi Ibrahim a.s dan
putranya. akan tetapi kita meneladani sifat Rasulullah SAW, pada sifatnya yang
selalu berbagi kepada sesama. Rasa syukur itu kita laksanakan dengan
bersama-sama pada salah satu yayasan mengajar, yaitu Tholibul Haq. Rasa syukur
itu tidaklah kita nikmati hanya bersama kader dari LDK tetapi bersama juga berbagi
dengan adik-adik di yayasan Tholibul Haq. Begitulah cara kita menikmati rasa
syukur ini. Banyak rasa syukur yang dapat kita lakukan, kapanpun, dimanapun
kita melakukannya. Soo bersyukurlah atas semua karunia Allah SWT.
oleh : Tim Humas
Comments
Post a Comment