Halaqoh(Mentoring) Produktif
Halaqoh usroh(mentoring) merupakan hal yang paling urgen bagi
dinamisasi dakwah, guna pencapaian muwashofat kader, membentuk
pendidik-pendidik baru yang dapat mengembangkan dakwah, serta menigkatkan
kesolidan jamaah itu sendiri. Oleh karena itu peran seroang murobbi tatau naqib
amatlah penting dalam pencapaian hal ini.
Dalam hal ini, alangkah baik murobbi(mentor) tersebut merupakan
orang yang benar-benar telah teruji dan layak untuk menjadi seorang murobbi,
terutama dari segi akhlaknya. Seorang murobbi tidaklah harus berilmu yang
banyak dan komplit walaupun disamping itu hal itu juga sangat diperlukan. Namun
yang harus ada pada diri seorang murobbi adalah keteladanan yang dengan hal itu
para mutarobbinya dapat mencontoh.
Diharapkan pula murobbi mengerti benar apa tujuan dari halaqoh
usroh tersebut, sehingga segala apa yang dilakukan di dalam dinamsasi halaqoh
memiliki orientasi yang jelas baik itu agenda ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah.
Tetapi hendaknya murobbi tersebut tidak menjadi monoton karena orientasi
tersebut menuntut hal yang benar-benar prinsip, tetapi hendaknya murobbi
tersebut kreatif sehingga dinamisasi halaqoh dapat terus terjaga dan niscaya
produktifitasnyapun akan muncul.
Selayaknya murobbi jeli juga melihat keadaan para
mutarobbinya(mentee), mengenai sifat mereka, kecenderungan mereka, hobi dan
hal-hal yang tidak terlepaskan dari diri seorang manusia. Shingga dengan hal
itu murobbi dapat melancarkan jurus-jurus jitu dalam pembentukan muwashofat
kader. Contohnya, ada mutarobbi yang senang membaca, ada yang senang menulis,
ada yang senang berbicara, ada pula yang senang mengamati dan menganalisa, ada
yang pintar dalam teknologi informasi, ada yang pintar berolahraga dan pandai
membuat senam-senam atau hal-hal lain berkenaan dengan jasadiyah. Adapula yang
senangnya ibadah layaknya seorang sufi dan lain sebagainya. Nah, dari kejelian
seorang murobbi inilah segala potensi-potensi baik para mutarobi dapat
dieksekusi dalam bentuk amal jama’i.
Sehingga dengan apa-apa yang dilakukan murobi, mutarobbi dapat
saling mengisi dan melengkapi antara satu dengan yang lain dan hal ini
berdampak luar biasa pada suatu jamaah. Tidak dinafikan masing-masing baik itu
murobbi dan mutarobbinya memiliki hal-hal lain di luar sana, sehingga terkadang
hal itu berpengaruh dalam halaqoh usroh tersebut. Tapi alangkah baiknya halaqoh
tersebut dapat diposisikan oleh murobbi itu sendiri menjadi tempat yang
menyenangkan dan muara bagi setiap masalah yang seporsi.
Itulah pentingnya halaqoh usroh, dari namanya usroh yang berarti
keluarga, maka murobbi harus benar-benar mengarahkan halaqoh ini dengan
sungguh-sungguh. Shingga nantinya juga para mutarobbinya mendapat inispirasi
yang lebih luar biasa dalam menjalankan tugas sebagai seorang murobbi kelak. Faktor
komunikasi juga amatlah penting, dan hendaknya murobbi juga sebagai orang yang
selalu memilki teladan, kata-kata motivasi, dan lain-lain yang dapat diberikan
kepada mutarobbinya secara berkelanjutan. Sehingga, diharapkan proses tarbiyah
tidak hanya berjalan saat halaqoh saja. Tetapi proses tarbiyah berjalan di
setiap saat setiap waktu.
Comments
Post a Comment