KENAPA HARUS BERORGANISASI
KENAPA HARUS BERORGANISASI,
KENAPA HARUS LDK AT-TARBIYAH?
Kita
semua tahu, idealnya kehidupan organisasi di kampus adalah salah satu bagian
yang berperan besar dalam membentuk banyak kemampuan dalam diri seorang
mahasiswa. Jika selama di bangku kelas kita hanya menemukan teman-teman
sejurusan, membicarakan satu hal yang pusatnya adalah jurusan yang sedang kita
jalani dan outputnya adalah menjadi seorang sarjana yang mafhum di
bidang tersebut. Berbeda halnya dengan kehidupan organisasi. Di dalamnya kita
kita akan menemukan materi-materi baru yang tak selamanya berupa teori. Di
dalam organisasi, kita diasah untuk berkomitmen meluangkan waktu, pikiran
bahkan harta. Organisasi memang tidak menjanjikan gelar sebagaimana universitas
memberikannya pada jurusan yang kita tempuh. Organisasi juga tidak memberi
jaminan bahwa kita akan diterima pada sebuah pekerjaan yang kita idamkan di
masa depan.
Namun
satu hal yang perlu kita pahami ialah, organisasi menjadi tempat paling
strategis untuk kita tumbuh. Mulai dari tunas-tunas kecil di awal yang
terus dipupuk melalui berbagai kegiatan dan kepanitian. Perlahan, kita tumbuh
di dalamnya. Melalui pikiran, tenaga dan waktu yang kita sisihkan. Perlahan
tapi pasti, melalui kontribusi aktif yang terus kita kerahkan. Dengan sendirinya
organisasi menjadi tanah terbaik untuk menumbuhkan manusia yang kokoh. Serupa
pohon yang tak mudah patah dengan hiruk pikuk angin, tak mudah layu meski
kemarau berkepanjangan dan tentu tak mudah rubuh sekalipun banyak badai dan
orang-orang yang ingin menebangnya.
Kita
tentu menemukan banyak sekali organisasi yang ‘diobral’ di setiap sudut kampus.
Barangkali semakin banyak pilihan, justru kita semakin bingung dalam memilih,
bukan? Selain dari kecenderungan kita terhadap suatu hal, bukankah pilihan
terbaik juga selalu datang dari hati
kecil kita? Lantas siapa yang mampu menggerakkan hati dan langkah kita selain
pemilik hati?
Kepada para aktivis dakwah
kampus, yang telah lama berproses pun yang baru saja bergabung dalam lingkaran ini.
Percayalah, bahwa hal-hal berbau ke-ldkan yang memenuhi ruang-ruang kosong di
aplikasi whatsappmu, adalah bagian dari sebuah langkah dan keputusan
terbaik yang pernah kau ambil. Kita sepakat bahwa organisasi menjadi sebuah
wadah untuk tumbuh menjadi manusia yang kokoh. Maka sudah seharusnya, kita
mulai memberi perhatian lebih padanya. Setidaknya berusaha untuk menyelaraskan
aktivitas perkuliahan dan organisai yang telah kita pilih.
Di dalam organisasi bernama
Lembaga dakwah kampus ini, khususnya LDK At-Tarbiyah. Kita akan bertemu dengan
banyak hal-hal baru. Beberapa hal yang barangkali asing, namun begitu kita
rindukan. Sebuah bentuk kerinduan terhadap fitrah diri kita sendiri. Di
dalamnya kita akan bertemu dengan banyak suplemen-suplemen kerohanian. Memang
kita tidak dapat meminum semuanya sekaligus. Tapi perlahan, melalui waktu yang
kita luangkan untuknya. Suplemen itu akan teraktivasi menjadi energi besar
untuk melanjutkan kehidupan kita di perkuliahan, bahkan setelahnya.
Jangan pernah takut untuk melangkah, karena satu langkah kecil akan menjadi anak-anak tangga yang membawa kita pada sebuah hal besar. Percayalah, sesulit apapun langkah yang akan kita tempuh, akan selalu ada dekapan hangat yang siap merangkul. Karena hati kita, telah berpadu menjadi sebuah ikatan yang kuat. Dibangun dengan niat tulus untuk senantiasa meneruskan risalah rasulNya. Kita memang berasal dari masa lalu yang berbeda, namun bukankah masa depan gemilang yang kita harapkan masih sama? Mari meniti tangga-tangganya, karena kita tak pernah tahu apa yang telah menanti di depan sana.
Tetaplah bertahan di
dalamnya sekeras apapun tanah yang kau jejaki. Karena di atasnya kau akan tetap
tumbuh melalui pupuk terbaik dan air segar yang akan terus mengalirimu. Walau
terkadang angin kecil masih saja menganggu pertumbuhanmu, atau kemarau panjang
megurangi asupan airmu. Kau akan tetap tumbuh di dalamnya, hingga kelak menjadi
pohon yang kokoh. Karena Allah selalu bersamamu, memastikan bahwa kau masih dan
akan terus kuat selama berada di dalam jalanNya.
Hilwa Fitri
Comments
Post a Comment