Perhatikan Posisi Kencingmu Bro!
Saya seorang wanita, tapi saya merasa perlu dan
berkewajiban menuliskan ini untuk kalian teman-teman. Karena saya
sendiri punya dua adik lelaki dan kelak saya juga punya suami yang tentu
saja lelaki. Mari berbagi, tak terbatas pada perempuan atau lelaki kan?
Mari kita sama-sama belajar untuk menjadi pribadi rabbani ^_^
Umumnya, pria buang air kecil dengan
posisi berdiri sementara wanita dengan posisi jongkok. Namun, bagaimana
bila pria kencing dengan posisi jongkok?
Mungkin hal ini akan terkesan aneh, tapi dibalik kesan aneh ternyata kencing dengan berjongkok bermanfaat bagi kesehatan pria.
Di Swedia pria dilarang kencing berdiri
sebab pemerintah memandang ada banyak keuntungan yang diperoleh bila
pria kencing dengan cara duduk di toilet. Partai sosialis dan feminis di
Swedia mengklaim bila pria duduk saat buang air kecil maka akan lebih
higienis.
Hal itu dapat mengurangi genangan air
dan dianggap dapat mengurangi risiko kanker prostat dan meningkatkan
kualitas kehidupan seks pria. Berikut ini manfaat buang air kecil dengan
jongkok bagi kesehatan pria:
1. Saat buang air kecil dengan posisi
jongkok sempurna kandung kemih akan tertekan dan memicu keluarnya
seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung kemih yang kosong dapat
membantu mengurangi risiko kanker prostat.
Untuk mengosongkan kandung kemih, saat
buang air seni usahakan batuk-batuk kecil supaya kandung kemih lebih
tertekan dan urin bisa keluar semua.
2. Biasanya saat buang air seni dengan
posisi jongkok sering disertai dengan buang gas, dengan begitu Anda
telah membuang metabolisme tubuh berupa air dan gas. Kondisi ini sangat
jarang terjadi bila Anda kencing dengan posisi berdiri.
3. Buang air kecil dengan posisi berdiri
tidak akan menekan kandung kemih sehingga masih ada urin yang
tertinggal dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat meinmbulkan berbagai
macam penyakit akibat masih tertinggalnya sisa metabolisme tubuh. Makin
banyak urin yang tersimpan dalama tubuh maka makin meningkat pula risiko
terkena batu kandung kemih.
Pendapat bahwa hanya posisi kencing jongkok yang
diperbolehkan (baik bagi pria maupun wanita) agaknya menggunakan dalil berikut:
Dari Aisyah ra. Berkata, “Siapa saja yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW
kencing berdiri, maka jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil
berdiri.” (HR Khamsah/Lima Imam Besar Periwayat Hadist kecuali Imam Abu Daud
dengan sanad yang shahih).
Namun, melihat kondisi di lapangan, nampaknya sulit
menemui/mendapatkan tempat untuk kencing jongkok di toilet-toilet pria. Yang
seringkali kita temui adalah tempat kencing berdiri, dengan segala variasinya.
Sedangkan tempat untuk kencing jongkok, nyaris tidak ada. Jika kita ingin
kencing jongkok, maka kita mesti antri/masuk ke ruang buang air besar, baru
kita bisa kencing jongkok/duduk.
Berarti, kencing berdiri HARAM dong? Dan kita selama ini
TIDAK MENCONTOH SUNNAH RASUL? Upss…tidak semudah itu menyatakan kencing berdiri
sebagai sesuatu yg haram dan ‘mencap’ kita tidak mencontoh sunnah Rasul…
Ternyata, KENCING BERDIRI ITU Dalilnya: Dari
Huzaifah ra. Bahwa beliau berkata,“Rasulullah SAW mendatangi sabathah (sebuah
tempat yang tinggi untuk bertabir di belakangnya) pada suatu kaum dan beliau
kencing sambil berdiri. Kemudian beliau meminta diambilkan air dan mengusap
kedua khuff-nya (sepatu). Maka aku pergi menjauh namun beliau memanggilku
hingga aku berada di belakang beliau.” (HR Bukhari dan Muslim)
Lho, kok ada 2 dalil yg bertentangan? Jika begitu, ada pihak
yg SALAH, dan ada yang BENAR? Lalu, siapa yg salah dan siapa yang benar?
Sebagai umat Islam, mana yang mesti kita ikuti?
Pertama-tama, kita mesti YAKIN bahwa ajaran yg dibawa
Rasululloh SAW TIDAK BERTENTANGAN. Dengan kata lain, Islam adalah agama yg
konsisten. Jika ada hadits/ayat yg MENURUT KITA bertentangan, maka
kemungkinannya adalah kita yg kurang ilmu untuk mengerti (kita mesti cari
referensi) atau ilmu manusia yg terbatas.
Lantas, untuk kasus di atas, yg SEPINTAS nampak
BERTENTANGAN…kemungkinan penjelasannya adalah sebagai berikut:: istri
Rasululloh SAW, Aisyah, meriwayatkan hadits di atas karena sikap Rasululloh SAW
selama di rumah TIDAK PERNAH KENCING BERDIRI. Sedangkan untuk hadits tentang
Rasululloh SAW kencing berdiri, didapat dari kegiatan Rasululloh SAW di luar
rumah.
Berarti KENCING BERDIRI TIDAK DILARANG (untuk laki-laki).
Adapun untuk perempuan, kencing berdiri nampaknya TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN,
karena struktur kelamin perempuan jelas berbeda. Jika perempuan kencing
berdiri, maka kemungkinan besar air kencing, yg termasuk najis, akan terpercik
ke pakaian.
Namun, meski kencing berdiri tidak dilarang, ada beberapa
hal yg mesti kita perhatikan apabila kita (kaum laki-laki) hendak kencing
berdiri:
1. Tidak dilakukan di pinggir jalan, terutama di belakang
pohon. Seringkali kita lihat, terutama di pinggir jalan, baik di kota besar
ataupun kota kecil….banyak laki-laki yg kencing di pinggir jalan, di belakang
pohon. Kenapa SEBAIKNYA TIDAK DILAKUKAN di pinggir jalan? Karena ada
kemungkinan AURATNYA TERLIHAT.
2. Memperhatikan tempat kencingnya. Di kota-kota besar,
terutama di gedung-gedung perkantoran, sudah banyak tempat kencing (berdiri) yg
sudah canggih dan bagus bentuknya. Pada umumnya, tempat kencing berdiri
berbentuk porselen (keramik) menjorok ke dalam, yg memudahkan laki-laki untuk
menuaikan hajatnya. Tempat kencing seperti ini RISKAN percikan najis. Mengapa?
Karena (maaf) aliran kencing yg terlalu deras bisa mengakibatkan percikan air
kencing mengenai celana kita. Akibatnya pakaian kita menjadi terkena najis dan
TIDAK BOLEH dipakai sholat.
3.Jangan Lupa Membasuh kemaluan. Salah satu kekurangan/hal
yg terlupa apabila kita kencing adalah MEMBASUH KEMALUAN. Padahal biasanya
masih ada air kencing yg tersisa di ujung kemaluan kita. Tidak sedikit diantara
kita yg langsung memasukkan kemaluan kita ke dalam celana, segera setelah
kencing. Walhasil celana dalam kita terembes air kencing. Akibatnya, otomatis
celana dalam kita terkena najis.
Bersungguh-sungguhlah menghilangkan najis setelah selesai
buang hajat, berdasarkan sabda Rasulullah yang memberi peringatan keras
terhadap orang-orang yang menganggap remeh perkara bersuci ini.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Mayoritas siksa kubur itu akibat tidak membersihkan air
seni”
(H.R Ibnu Majah no: 342 dan dicantumkan dalam Shahihul Jami’
no: 1202)
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhu
bahwa ia bercerita: “Suatu kali Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
melewati dua kuburan lalu berkata:
“Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang disiksa,
bukanlah karena kesalahan yang besar. Salah seorang dari keduanya karena tidak
beristinja’ setelah buang air, dan satunya lagi berjalan ke sana kemari
menyebar namimah (mengadu domba).”
(H.R Al-Bukhari no:5592)
Comments
Post a Comment