Seberkas Sinar Bunda
Kasih Ibu kepada Beta tak terhingga
sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai
Sang Surya menyinari dunia
Sungguh sederhana sekali
lirik lagu anak-anak diatas, ia begitu ringan , lugas namum serat makna. Betapa
tidak? Kasih sayang seorang Ibu diibaratkan dengan pancaran sinar sang
surya yang selalu memberikan sinarnya
pada dunia tanpa putus, padam atau bahkan meredup. Mentari selalu bersinar
walau dunia begitu bingar. Demikian juga kasih sayang seorang Ibu, Mama, Bunda,
Ummi, Mami, Emak, (atau apa saja kita menyebutnya) kepada anaknya. Tak pernah putus diterjang
masa, tak akan lenggang ditelan waktu. Ia begitu berharga dan begitu berarti bagi kita.
Terlepas dari historis-nya.
Hari Ibu yang jatuh tepat pada hari ini, 22 Desember 2006, konon
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa
tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu dan dirayakan secara Nasional,
hari ini adalah merupakan hari yang seyogyanya tidak kita abaikan bahkan
seharusnya ini merupakan Special Day for a Special Woman bagi kita.
Jujur, jika kita melakukan flash back (baca ; melihat sejarah)
eksistensi kita saat ini, seorang mahasiswa- kah kita, Pengusaha, Dosen,
Pejabat, Konglomerat, Kiyai, Santri, Guru Ngaji, TKI, Penjual Roti dan
seterusnya, itu semua tak lepas dari adanya peran besar seorang Ibu.
Tanpa menafikan peran seorang
Ayah yang tentu juga mempunyai andil besar bagi kehidupan kita, tapi Ibu memang
lebih tinggi derajatnya dibanding ayah, bukan saya yang memproklamirkan bahwa
Ibu mempunyai tingkatan beberapa-derajat disbanding ayah. Dari Thalhah ibn
Mu'awiyah al-Sulma ra. ia berkata, "Aku datang kepada Rasulullah dan
berkata kepadanya, "Wahai Rasulullah, aku ingin berjihad di jalan Allah.
Beliau bertanya, "Ibumu masih hidup? Ia menjawab, "Ia! Beliau
berkata, "Taatlah kepadanya, di kakinya terdapat surga" (HR
Thabrani).
Oleh
karenya, salah satu amalan yang sangat dicintai oleh Allah adalah berbakti
kepada kedua orang tua. Dari Ibnu Mas'ud ra. ia berkata, "Aku bertanya kepada
Rasulullah;, "Pekerjaan apa yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau
menjawab, "Shalat pada waktunya! Aku bertanya lagi, "Lalu apa?"
Beliau menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua! Aku bertanya lagi,
"Lalu apa? Beliau menjawab, "Berjihad di jalan Allah!" (HR
Bukhari dan Muslim).
Subhanallah!
Berbakti kepada ibu (dan bapak) menggugurkan jihad di jalan Allah. Betapa
mulianya derajat seorang ibu. Itu karena nilai cinta yang dimiliki seorang ibu
kepada anaknya. Pepatah menyatakan: Cinta ibu sepanjang zaman, dan cinta anak
sepanjang jalan. Bahkan bisa jadi sepanjang "galah." Tidak jarang
seorang anak malah berbangga ketika mampu menyisihkan gajinya untuk biaya
ibunya di panti jompo. Ibunya yg sudah tua: kulitnya yang keriput, giginya yang
sudah ompong, sudah kehilangan tenaga bahkan kembali seperti “anak-anak”
terkadang dianggap menjadi perusak pemandangan di dalam rumah sang anak.
Mari kita menghitung berbagai
macam pengorbanan, kasih sayang, cinta, derita dan segala yang telah Ibu kita
lakukan demi kita, anaknya tercinta ini. mulai dari ketika Beliau
mempertaruhkan satu hal yang amat sangat berharga miliknya, nyawanya, ketika beliau
berusaha mempertahankan kita agar bisa menghirup nikmat udara di dunia ini, beliau
tak hiraukan walau nyawanya dipertaruhkan, antara hidup dan mati, ketika kita
beranjak dewasa bahkan sudah dewasa pun, masih saja kita merepotkan dengan
urusan-urusan yang amat menyusahkan ibu kita. Walaupun kita begitu “merepotkan”
ibu, namun beliau tak perna mengeluh apalagi mempermasalahkan segala sesuatu
yang berhubungan dengan kebutuhan dan tuntutan kita. Tak lain Beliau hanya
menaruh sebuah harapan kepada anaknya agar kelak bisa menjadi generasi-
generasi yang dapat diharapkan, menjadi anak-anak yang sholih dan sholihah, tak
lebih. Namun, saat ini sudahkah kita menjadi seorang yang seperti ibu harapkan?
Generasi harapan, yang dapat diandalkan? Anak yang sholih/sholihah?
Jangan ragutuk ucapkan CINTA,
jangan bimbang atau “sungkan” untuk menyatakan kepada beliau.
SELAMAT HARI IBU……
I LOVE YOU MOM……!!!
By. S.
Mudrika Ilma (Mahasiswi Jur. Sastra Ingris)
NB: kudedikasikan tulisan ini untuk semua
“anak” yang mencintai IBU-nya.
Comments
Post a Comment